ANALISIS KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR LEUKOSIT PADA BALITA PENDERITA STUNTING DI PUSKESMAS LEPO-LEPO
DOI:
https://doi.org/10.54883.6.2.5Keywords:
Hemoglobin, Leukosit,, StuntingAbstract
Stunting merupakan salah satu indikator malnutrisi kronik yang terjadi akibat defisiensi asupan zat gizi atau penyakit infeksi yang terjadi dalam jangka waktu yang lama.Stunting menjadi masalah kesehatan global dan diderita sekitar 165 juta anak di seluruh dunia. Data prevalensi anak balita stunting yang dihimpun World Health Organization (WHO) tahun 2018 menyebutkan Indonesia termasuk negara ketiga dengan prevalens tertinggi di South-East Asian Region setelah Timor Leste (50,5%) dan India (38,4%) yaitu sebesar 36,4% Provinsi Sulawesi Tenggara sendiri mengalami stunting dengan prevalensi sebesar 31,4%. Kota Kendari adalah daerah dengan masalah gizi dan kesehatan masyarakat yang masih perlu mendapat perhatian, faktanya bahwa prevalensi balita stunting sebesar 28,6%.Puskesmas Lepo-Lepo Memiliki 15 kasus penderita stunting pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kadar hemoglobin dan kadar leukosit pada balita penderita stunting di Puskesmas Lepo-Lepo .
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan observasi. Populasi pada penelitian ini Balita penderita stunting yang berjumlah 15 orang, Sampel diperoleh dengan metode slovin sehingga di peroleh 13 orang.Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis menggunakan uji deskriptif diperoleh jumlah hemoglobin normal sebanyak 5 responden (40%) dan rendah sebanyak 8 responden (60%) yang berarti dari 13 sampel balita penderita stunting, lebih banyak yang mengalami penurunan kadar hemoglobin. Sedangkan kadar leukosit tinggi sebanyak 8 responden (60%) dan jumlah leukosit normal 5 responden (40%). Yang berarti bahwa dalam 13 sampel balita penderita stunting lebih banyak diperoleh kadar leukost abnormal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa balita penderita stunting rentan terkena anemia berdasarkan kadar hemoglobin, sedangkan penderita leukosit juga mengalami leukositosis berdasarkan kadar leukosit.
Disarankan bagi instansi untuk orang tua dapat meningkatkan kebutuhan gizi pada anak semasa kecil agar gizi terpenuhi secara baik.