Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Paparan Kromium Heksavalen (Cr6+) pada Masyarakat yang mengonsumsi Ikan Bandeng (Chanos chanos) di Kawasan Industri Morosi Kabupaten Konawe
DOI:
https://doi.org/10.54883/g622ex88Keywords:
EHRA, Kromium Heksavalen, Ikan Bandeng (Chanos-chanos)Abstract
Akumulasi logam berat pada ikan dapat terjadi karena adanya kontak antara medium yang mengandung toksik dengan ikan Bandeng (Chanos chanos). Logam kromium Heksavalen (Cr6+) yang masuk ke lingkungan dapat berasal dari berbagai sumber, tetapi sumber umum yang diduga paling banyak berpengaruh yaitu dari aktivitas industri, pertambangan, kegiatan rumah tangga dan zat sisa pembakaran serta mobilitas bahan bakar. Di sekitar Kawasan industri morosi terdapat tambak masyarakat untuk budidaya ikan bandeng yang hasilnya akan dijual di pasar dan dikonsumsi oleh masyarakat yang ada di sekitar kawasan industri. Hal tersebut memungkinkan bahwa tambak di sekitar Kawasan industri tersebut dapat tercemar oleh logam berat khususnya Cr6+. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko Kesehatan lingkungan paparan Cr+6 pada Masyarakat yang Mengkonsumsi Ikan Bandeng (Chanos chanos) di Kawasan Industri Morosi Kabupaten Konawe. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasional dengan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Populasi dalam penelitian adalah ikan bandeng dan Masyarakat yang mengkonsumsi ikan bandeng di Kawasan industri Morosi yang jumlahnya tidak diketahui dengan jumlah sampel sebanyak 97 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa Rata-rata konsentrasi logam berat Cr6+ yang terkandung dalam ikan bandeng yang berasal dari tambak sekitar Kawasan industri Morosi Kabupaten Konawe sebesar 0,152 mg/kg, nilai R= 93 gr/hari, nilai fE sebesar 96 hari/tahun, nilai Dt = 26 tahun, nilai Wb = 49,84 kg dan nilai Intake (I) sebesar 0,0646475 mg/kg/hari. Nilai RQ > 1. Kesimpulannya bahwa Masyarakat yang mengkonsumsi ikan bandeng yang berasal dari tambak di sekitar Kawasan industri Morosi memiliki risiko terjadinya gangguan kesehatan seperti reaksi alergi, ruam kulit, bisul, gagal ginjal, kerusakan hati dan sampai pada kematian apabila dikonsumsi melebihi dari durasi 30 tahun dengan laju asupan >93 gr/hari dengan frekuensi pajanan >96 hari/tahun.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandala Waluya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.