Faktor yang berhubungan dengan penyakit ISPA balita di Wilayah Kerja Puskesmas Langara

Authors

  • Ika Priska Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya
  • La Ode Hamiru Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya
  • Andi Asri Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya

DOI:

https://doi.org/10.54883/

Keywords:

ISPA, ventilasi, kepadatan hunian, lubang asap dapur

Abstract

Berdasarkan data yang di peroleh dari puskesmas langara yang menderita ISPA balita tahun 2022 sebanyak 981 kasus, pada tahun 2021 sebanyak 443 kasus, pada tahun 2020, sebanyak 279 kasus ISPA pada balita di Puskesmas Langara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross sectional studi, Populasi penelitian ini adalah balita yang berumur 0-59 bulan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster rondom sampling dari 76 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan kuat luas ventilasi dengan penyakit ISPA pada balita di peroleh (X2hitung = 50,423 > X2tabel = 0,632), ada hubungan sedang dengan kepadatan hunian kamar dengan penyakit ISPA pada balita (X2hitung = 1,916 > X2tabel = 0,157), tidak ada hubungan kepemilikan lubang asap dapur dengan penyakit ISPA pada balita (X2hitung = 0,102 < X2tabel = 0,037). Kesimpulannya Ada hubungan luas ventilasi dengan penyakit ISPA pada balita, kepedatan hunian kamar memiliki nilai yang sama dengan penyalit ISPA pada balita, Kepemilikan Lubang Asap dapur tidak ada hubungan dengan penyakit ISPA pada balita. Disarankan bagi Puskesmas Langara lebih meningkatkan program kesehatan khususnya pemberantasan penyakit ISPA.

Downloads

Published

2024-12-25