Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita di Puskesmas Abeli Kota Kendari

Authors

  • Agmi Kurniati Ningsih Universitas Mandala Waluya
  • La Ode Hamiru Universitas Mandala Waluya
  • Juslan Universitas Mandala Waluya

DOI:

https://doi.org/10.54883/jhmw.v2i1.41

Keywords:

Stunting, pendidikan, pendapatan, BBLR, ASI eksklusif

Abstract

Stunting merupakan keadaan gagal tumbuh pada balita (bayi <5 tahun). Data Puskesmas Abeli menunjukkan kejadian stunting pada tahun  2018  berjumlah 12 kasus, tahun 2019 meningkat menjadi 13 kasus, tahun 2021 berjumlah 12 meningkat menjadi 17 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui faktor  risiko kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Case Control Study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berkunjung di Puskesmas Abeli, sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 responden, terdiri atas 17 responden sampel kasus dan 17 responden sampel kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling. Hasil nilai uji Odds Ratio pada variabel pendidikan menunjukkan nilai OR= 3,429, menurut pendapatan diperoleh nilai OR= 0,393, menurut riwayat BBLR   diperoleh nilai OR= 5,250, menurut status pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai OR= 52,000, Berdasarkan Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pendididkan, pendapatan, riwayat BBLR dan status pemberian ASI ekslusif merupakan faktor risiko terhadap kejadian stunting diwilayah Puskesmas Abeli Kota Kendari. Disarankan Bagi  Pihak Puskesmas Abeli dapat mengupayakan Program Pencegahan Stunting secara intensif, melalui penyuluhan promosi kesehatan.

Downloads

Published

2023-04-30