Literature Review: Terapi Antibiotik pada Anak dengan Demam Tifoid

Authors

  • IIN SAHWA NABILAH Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Mandala Waluya, Kendari, IndonesiaMahasiswa
  • Moch Dimas Maulana Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya
  • Putri Salbar Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya
  • Sulistia Ningsi Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya
  • Novalia Fitri Ramadhani Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya
  • Waode Nurul Fadillah Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya
  • Januar Eka Premasari Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya
  • Nurmawati Nurmawati Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya
  • Dyah Ayu Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya
  • Anisa Purnamasari Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya https://orcid.org/0000-0002-1184-8416

DOI:

https://doi.org/10.54883/jakmw.v4i2.1077

Keywords:

Terapi Antibiotik, Anak, Demam Tifoid, Azitromisin, Seftriakson

Abstract

Demam tifoid merupakan infeksi akut Salmonella typhi akibat makanan maupun air terkontaminasi, masih serius di negara berkembang, terutama anak-anak. WHO mencatat 11–21 juta kasus dan 128.000+ kematian tiap tahun, sebagian besar anak usia <15 tahun. Insiden tertinggi di Asia Selatan, diperparah resistensi antibiotik MDR dan XDR. Maka, terapi antibiotik tepat dan rasional krusial untuk mengurangi kesakitan serta mencegah resistensi. Tujuan: Menganalisis pendekatan terapi antibiotik pada anak demam tifoid, termasuk jenis antibiotik yang digunakan, tingkat sensitivitas, serta tantangan resistensi berdasarkan temuan dari sepuluh jurnal penelitian terkini. Metode: Pencarian literatur sistematis untuk terapi antibiotik demam tifoid pada anak dilakukan di PubMed, dan Google Scholar menggunakan kata kunci dan terbit antara 2022-2025. Hasil: Azitromisin dan seftriakson merupakan antibiotik paling efektif pada anak dengan demam tifoid. Meropenem efektif untuk kasus XDR. Resistensi tinggi ditemukan terhadap ampisilin, kloramfenikol, dan ciprofloxacin. Diagnosis berbasis kultur dan penerapan antibiotic stewardship penting untuk mencegah resistensi. Kesimpulan: Terapi antibiotik demam tifoid pada anak harus disesuaikan dengan sensitivitas lokal. Azitromisin dan seftriakson efektif; meropenem untuk kasus XDR. Pemilihan antibiotik tepat, diagnosa kuat, dan pengawasan penting guna mencegah resisten

Downloads

Published

2025-07-02